LOW TECHNO ELEKTRONIK
SELAMAT DATANG DI LOW TECHNO ELEKTRONIK
Jumat, 01 Januari 2016
Senin, 07 Desember 2015
TRX FM PLL TC9122 DAN TUNER BLOK FM UNTUK NGEBRIK
1. Tuner Blok
Untuk membuat sebuah Tuner Blok bisa bekerja pada Frekuansi 140-175 MHz adalah dengan cara memodifikasi jumlah lilitan pada tuner tersebut yang asalnya 7,5 lilitan kita rubah menjadi 3,5 lilitan untuk semua ketiga lilitannya. Adapun fungsi dari ketiga lilitan tersebut adalah lilitan atas untuk penentu frekuensi penerima, yang tengah untuk mengatur penentu Frekuensi osc dan yang bawah untuk kepekaan penerimaan.
2. Programabled Divider (TC9122)
Pembagi maksimum yang terdapat pada TC9122 adalah antara 1-3999. Sedangkan Frekuensi kerjanya diusahakan tidak lebih dari 15MHz. Angka pembagi pada TC9122 ini dikodekan dengan BCD (Binary Coded Desimal), yang artinya bilangan desimal yang dikodekan menjadi 4 digit bilangan binary, Angka Satuan diwakili oleh pin 3 s/d 6, Angka Puluhan diwakili oleh pin 7 s/d 10, Angka Ratusan diwakili oleh pin 11 s/d 14, Angka Ribuan diwakili oleh pin 15 s/d 16. Tegangan maksimum untuk TC9122 ini adalah 5 volt.
Rangkaian PLL menghubungkan pin 2 TC9122 dengan output OSC tuner fm yang di Mixing dengan output pada driver VCO oleh 3 buah transistor, ambil contoh output OSC dan VCO adalah sebesar 150MHz, kemudian pencacah/divider kita set 3000, dengan frekuensi counter pada pin 17 harus mendapatkan pembacaan sebesar 150MHz : 3000 = 50KHz.
3. Clock Reference Divider (CD4060)
Clock Reference Divider CD4060 berfungsi untuk membagi clock referensi dari sebuah Frekuensi XTAL menjadi beberapa macam keluaran seperti 50KHz dan 100KHz. Keluaran ini identik dengan step up/down dari PLL kita. Pemilihan Pin Step pada CD4060 yaitu pembagi 128 pin 6, pembagi 256 pin 14, pembagi 512 pin 13 dan pembagi 1024 pin 15 yang akan dihubungkan ke pin 14 dari CD4046 untuk dibandingkan dengan sinyal dari TC9122. Untuk memperkecil step hingga 10KHz dapat ditambahkan divider 10 kali, sehingga output clock referensi adalah 100 : 10 = 10 KHz misal dengan menggunakan IC CD4017, tujuan memperkecil step hingga 10KHz tidak lain adalah supaya bisa di pasangkan Counter Display FM 5 Digit Misal 140.15 geser dikit 140.20, 140.25, 140.30, dst.
4. Phase Comparator (CD4046)
Kedua sinyal ini selanjutnya phasenya dibandingkan oleh sebuah Phase Detector CD4046. Bila kedua sinyal memiliki frekuensi yang sama persis (Matched), berarti mereka tidak memiliki perbedaan phase atau disebut dengan kondisi Lock yaitu kondisi dimana pin 1 memberikan signal untuk memberikan tegangan pada Transistor 2053 oleh BD 139 sehingga rangkaian VCO menyala, juga CD4046 akan memberikan output tegangan DC sebesar 0 volt pada pin 13. Tapi sebaliknya, bila kedua sinyal memiliki frekuensi yang berbeda, maka mereka otomatis memiliki perbedaan phase, sehingga CD4046 akan memberikan output tegangan DC lebih besar dari 0 volt (maksimum 9 volt).
Tegangan DC ini kemudian diumpankan pada VCO melalui sebuah diode varactor, yaitu diode yang memiliki kapasitansi dalam berubah-ubah sesuai dengan besarnya tegangan mundur yang diumpankan dari CD4046 tersebut, yaitu memiliki range antara 0-9 volt DC. Dengan demikian, kita harus membuat VCO mampu bekerja pada band yang kita inginkan dengan masukan tegangan pada varactor antara 0-9 volt.
5. Tranceiver
Untuk rangkaian transceiver bisa memakai rangkaian sbb:
Atau :
6. Receiver
Untuk rangkaian receiver bisa memakai rangkaian sbb:
Contoh Rangkaian Sudah Jadi PLL TC9122 + CD4060 + CD4017 + CD4046 + Tuner Blok + TX + RX :
Contoh Rangkaian sudah Jadi PLL TC9122 + TC5082 + 74F74 + TC5081 + Tuner Blok + TX + RX :
Jumat, 20 November 2015
TABUNG HAMPA
Kebanyakan ahli sejarah mengira
elektronik mulai ketika Edison menemukan bahwa filamen panas memancarkan
elektron (1883). Untuk merealisasikan penemuan Edison, Fleming mengembangkan
dioda hampa (1904) dan kemudian DeFrost menambahkan elektroda ketiga untuk
mendapatkan trioda hampa (1906). Sampai 1950, tabung hampa mendominasi
elektronik, mereka digunakan dalam penyearah, penguat, osilator, modulator dan
sebagainya.
Sejak 1950 alat-alat zat padat
(solid state devices) seperti transistor bipolar, FET, dan IC telah menyisihkan
tabung hampa dari aliran utama elektronik. Anda akan menemukan tabung-tabung
hampa dalam peralatan-peralatan yang lebih tua, karena rancangan-rancangan baru
menggunakan piranti zat padat. Pengecualiannya adalah penguat daya yang sangat
tinggi, beberapa penguat gelombang mikro, tabung gambar TV, dan beberapa peralatan
khusus lainnya.
1.
Dioda
hampa
Pemanas atau
heater dioda hampa selama beroperasi akan mengeluarkan pijar atau glow karena
dia mencapai temperatur pijar. Hal ini akan menghangatkan katoda didekatnya,
yaitu elektroda yang dilapisi secara khusus dan akan melepaskan elektron dengan
emisi termionik (thermionic emission). Dengan kata lain, energi termal dapat
membebaskan elektron-elektron diorbit luar dekat permukaan katoda.
Elektron-elektron yang dipancarkan (emitted) ini, kemudia berada dalam ruang
hampa antara katoda dan anoda. Jika anoda dalam gambar dibawah adalah positif
terhadap katoda, maka anoda tersebut akan menarik dan menangkap elektron yang
dipancarkan tersebut.
Gambar
diatas adalah struktur dari dioda tabung hampa.
2.
Trioda
hampa
Trioda hampa
adalah sebuah tabung hampa dengan tiga elektroda utama, Kisi kendali atau
control grid berada antara katoda dan anoda. Karenanya dia dapat mempengaruhi
arus. Jika kisi kendali negatif terhadap katoda maka dia menolak sedikit
elektron yang mencoba untuk mengalir dari katoda menuju anoda. Makin negatif
kisi, arus semakin kecil.
Gambar
diatas adalah struktur dari trioda tabung hampa.
3.
Tetroda
hampa
Tetroda hampa
menggunakan kisi kasa (screen grid) antara kisi kendali (control grid) dan
anoda. Dengan menggunakan tegangan positif yang konstan pada kisi kasa maka
kita dapat mengurangi kapasitansi antara kisi kendali dan anoda. Hal ini
memungkinkan tetroda beroperasi pada frekuensi yang lebih tinggi daripada
trioda.
Tetroda
mempunyai problem yang disebut emisi sekunder (secondary emission) yang
membatasi kegunaanya sebagai penguat linear.
4.
Pentoda hampa
Pentoda dalam sebuah tabung hampa menggunakan sebuah
kisi penindas (suppresor) antara kisi kasa dan anoda. Kisi baru ini ditanahkan
(grounded) atau dihubungkan dengan katoda. Karena tegangannya tang rendah, kisi
penindas memaksa pancaran (emisi) elektron kedua kembali ke anoda. Dalam cara
ini, efek yang tidak diinginkan dari pancaran kedua (secondary emision)
dihilangkan.
Berikut adalah skema dari pemancar tv tabung yang akan kita rakit
Gambar berikut adalah keterangan
kaki-kaki dari tabung ECC85 agar mempermudah perakitan.
Gambar dibawah adalah bagian bawah dari chasis pemancar tv
tabung yang sudah dirakit.
Gambar dibawah adalah
bagian atas dari chasis pemancar tv tabung yang sudah dirakit.
Gambar struktur tabung hampa
Langganan:
Postingan (Atom)